Senin, 14 Maret 2011

Cara Praktis Mengingat Nama


Entrepreneur harus bertemu dengan banyak orang untuk memperluas jaringan dan relasi bisnis. Namun seiring pertambahan usia, saat harus dihadapkan dengan banyak orang pada saat bersamaan tentunya menjadi mesalah tersendiri. Mengingat nama orang merupakan salah satu kesulitan yang sering ditemui dan hal ini perlu ditanggapi secara serius karena dengan mengingat nama seseorang dengan benar, peluang untuk makin mengenal orang tersebut semakin besar. Dan setelah mengenal, peluang untuk bekerjasama juga makin besar.

Lalu selain untuk memperluas jaringan, manfaat lebih besar apa lagi yang bisa didapatkan dari mengingat nama orang lain dengan baik? Jawabannya ialah membantu orang lain merasa lebih dihargai. Dengan kata lain, mengingat keterbatasan otaknya, manusia biasanya hanya mengingat hal-hal yang penting saja. Dan jika nama kita diingat oleh orang lain, kita pasti akan merasa lebih dihargai, karena kita dianggap sebagai seseorang yang penting dalam kehidupan mereka. Berikut kiat-kiat yang dapat Anda lakukan untuk mempermudahkan Anda mengingat nama:

Tunjukkan kepedulian secara tulus
Dengan mengawali semuanya berdasarkan prinsip ketulusan, Anda akan lebih mudah menghapalkan nama mereka. Awali dengan niat untuk menjalin hubungan baik dengan orang-orang tersebut, bukan karena niat-niat terselubung lainnya. Curahkan perhatian secara penuh saat berinteraksi dengan seseorang dan nikmati. Jangan terburu-buru untuk beralih ke orang lain.

Temukan ‘pengait’ visual
‘Pengait’ visual ini biasanya berupa ciri khas fisik individu yang bersangkutan. Amatilah orang tersebut dengan seksama dan temukan sebuah ciri khas atau bagian paling menarik yang mampu membuat Anda berpikir tentang orang tersebut. Apakah itu bentuk wajahnya? Matanya? Akan lebih baik jika ciri khas fisik tersebut ialah sesuatu yang tidak mudah berubah. Pakaian, gaya rambut, sepatu, dan sebagainya kurang bisa dipakai sebagai patokan, meski tidak selalu karena ada orang-orang yang (hampir) selalu mengenakan pakaian yang sama dalam berbagai kesempatan (seperti Steve Jobs dan turtle neck hitamnya yang legendaris itu).

Setelah memiliki gambaran mental dalam benak Anda mengenai seseorang, bayangkan ‘mesin’ dalam otak Anda bekerja layaknya kamera yang mengeluarkan suara “klik” untuk menandakan bahwa Anda telah memasukkan nama orang ini dalam otak Anda. Kemudian pandangilah ia dengan seksama kembali sambil menyebut namanya dalam hati.

Teriakkan nama dengan keras
Mungkin Anda tidak bisa melakukannya di acara-acara yang menuntut ketenangan, tetapi begitu Anda dalam kendaraan atau di kamar kecil, Anda bisa serta merta meneriakkannya agar terpatri dengan kuat di ingatan Anda.

Anda bisa juga melakukannya sembari berjabat tangan saat berkenalan dengan orang yang bersangkutan atau sedang bersantap di meja yang sama. Ingatan bekerja lebih baik saat Anda melibatkan lebih banyak indra. Dengan kata lain, Anda harus libatkan tak hanya mata, tetapi juga telinga, perasaan, penciuman, dan sebagainya.

Hubungkan orang dengan cerita
Cerita atau deskripsi kehidupan yang bagaimana yang akan Anda sebutkan saat nama seseorang disebutkan? Otak akan sangat terbantu dengan sebuah asosiasi atau hubungan yang bisa menjembatani mereka mengingat seseorang. Singkatnya bangun sebuah konteks mental dalam benak Anda tentang orang tersebut, dan mengingat nama serta wajah akan jauh lebih mudah.

Jika Anda lupa sebuah nama dan ada teman di sebelah Anda, suruhlah teman itu untuk memperkenalkan dirinya sendiri dan bertanya tentang nama orang lain yang dapat Anda dengar tanpa sengaja.

Pengulangan
Pengulangan adalah jurus terakhir yang dianggap ampuh untuk basmi ‘kepikunan’. Pengulangan dalam menyebut nama , seperti berulang kali mengangkat beban bagi otot Anda, akan memperkuat otak dalam mengingat.

Mengingat manfaat yang begitu besar yang bisa dipetik dari kemampuan mengingat nama ini, para entrepreneur tentu diharapkan tidak akan lagi menyepelekan kemampuan mengingat nama seseorang, yang dilakukan dengan hanya mengandalkan pengumpulan kartu nama saat menghadiri berbagai acara (yang biasanya jarang disentuh/ dibaca) atau sepenuhnya mengandalkan pencatatan nomor kontak di ponsel atau gadget lain yang bisa hilang sewaktu-waktu karena berbagai sebab. Kita lupa bahwa otak ini lebih canggih dari ponsel pintar dan mampu menyimpan lebih banyak nama dari kotak kartu nama dalam laci meja kerja kita.