Rabu, 23 Maret 2011

Industri Otomotif Jepang Lumpuh

Bulan ini, industri otomotif Jepang lumpuh. Toyota Motor mengumumkan akan menghentikan produksi kendaraan di Jepang hingga 26 Maret 2011. Keputusan Toyota itu mengikuti langkah produsen otomotif utama lain memulihkan industri mereka dari dampak bencana gempa dan tsunami di Jepang.

Tiga produsen otomotif terbesar Jepang, Toyota Motor (TM), Honda Motor (HMC), dan Nissan (NSANY), serta produsen elektronik Sony (ESN) memilih menutup pabrik menyusul bencana gempa bumi dan tsunami yang menewaskan sedikitnya 9.000 orang, dan 13.500 jiwa hilang.

Seperti dilansir CNN, Toyota sempat khusus memproduksi onderdil mobil pada 17 Maret lalu. Produsen otomotif itu mengatakan semua pabrik dari 13 perusahaan di Amerika Utara berjalan normal. Hanya saja mereka harus memangkas jam lembur, untuk menghemat suku cadang yang didatangkan dari Jepang.

Sementara itu, tiga dari empat pabrik Nissan Jepang juga sudah beroperasi kembali Senin lalu, meskipun kemampuannya terbatas memproduksi suku cadang mobil. Nissan berencana melanjutkan produksi kendaraan penuh pada hari ini, Rabu 23 Maret 2011.

Sedangkan Honda, tetap menutup pabrik mobilnya hingga 27 Maret 2011. Menurut juru bicara produsen mobil tersebut, mereka akan menentukan waktu tepat memulai produksi kembali.

Sementara itu, dealer Honda di Amerika Serikat juga meminta penghentian pesanan pembuatan mobil Jepang yang baru. Namun, sebagian besar mobil Honda di negara itu diproduksi di pabrik Amerika Utara, dan pabrik lain saat yang masih beroperasi.

Selain Toyota dan Nissan, Sony mengatakan telah kembali menjalankan pabrik baterai ion lithium, dan perekam cakram Blu-ray mereka, Selasa kemarin. Sebelumnya, Sony juga menghentikan kegiatan pabriknya hingga 31 Maret 2011, terutama untuk produksi kamera video, peralatan penyiaran, lensa kamera, dan mikrofon karena terbatasnya bahan baku dan komponen.

Beberapa fasilitas lainnya juga tetap ditutup akibat kerusakan gempa dan tsunami, sebab aliran listrik padam seiring krisis pembangkit nuklir di Fukushima, Jepang.