Senin, 14 Maret 2011

Fakta Seputar Pendiri Indoleaks.org

Situs Indoleaks.org menggegerkan jagat maya. Portal dengan moto "Sebab informasi adalah hak asasi" ini menyajikan berbagai dokumen rahasia, diantaranya mengenai pembicaraan mantan Presiden Soeharto dengan mantan Presiden Amerika Serikat Richard Nixon, luapan lumpur Lapindo hingga hasil investigasi kasus Munir.


Tak jelas siapa yang mendirikan dan mengelola situs tersebut. Di halaman "tentang kami", pengurus situs itu menuliskan Indoleaks muncul sebagai jawaban atas kebuntuan informasi. "Terutama informasi yang berpeluang menjadi bumerang bagi penguasa, politisi dan kaum jahat lainnya di Indonesia," tulis Indoleaks.

Ketika menelusuri asal-muasal situs tersebut, domain dengan ID:D160865457-LROR ini baru dibuat pada 7 Desember lalu. Terakhir diperbarui pada 9 Desember dan masa berlakunya akan berakhir pada 7 Desember tahun depan.

Hasil pelacakan melalui network solution menunjukkan situs tersebut didaftarkan PT Ardh Global Indonesia (Ardhosting), sebuah perusahaan yang menyediakan layanan di bidang web hosting dan registrasi domain. Sayangnya, identitas soal siapa pendiri dan pengelolanya dirahasiakan.

Dari kode registrasinya, situs ini terdaftar di Moergestel, Belanda dengan nomor telepon +45.36946676. Anehnya, nomor telepon tersebut adalah kode negara Denmark. Sebelum sampai ke Indonesia, situs yang "fasih" berbahasa Indonesia ini setidaknya sudah "mampir" ke lebih dari sepuluh server.

Apakah Indoleaks.org akan menjadi penerus Wikileaks?


Indoleaks.net
Pembuat mirror Indoleaks, situs yang mengklaim miliki ratusan dokumen, tidak memiliki hubungan dengan pendiri Indoleaks. Ia mengharapkan netralitas internet.

Pemilik situs mirror Indoleaks.net, Agus Pamuji, mengaku tidak mengenal pendiri situs Indoleaks. Situs miliknya secara otomatis mengmabil data dari Indoleaks.org, karena memang diatur sebagai situs mirror.

“Ini sekadar inisiatif saya dan teman. Kami tidak kenal dan tidak memiliki hubungan dengan pendiri Indoleaks. Pada awalnya, ini sekadar iseng saja,” kata pria asal Bantul, Yogyakarta saat dihubungi via telepon.

Indoleaks.org yang dibuat pada 7 Desember 2010 mengklaim memiliki ratusan koleksi dokumen. Situs tersebut telah menerbitkan beberapa dokumen, termasuk laporan kedubes AS mengenai Timor Timur, transkrip mantan presiden Soeharto dengan Gerald Ford, laporan akhir Tim Pencari Fakta (TPF) kasus Munir, serta Memorandum of Understanding (MoU) pemerintah Indonesia dan Microsoft.